LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI PERAIRAN
KONDISI FISIKOKIMIA
EKOSISTEM SUNGAI
(POLA LONGITUDINAL SUNGAI
BANJARAN)
Oleh :
Ridho Zul Fakhri
|
H1K012033
|
Asisten :
Novi Lestari
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN
KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS JENDERAL
SOEDIRMAN
FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK
JURUSAN PERIKANAN DAN
KELAUTAN
PURWOKERTO
2013I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sungai adalah bentuk-bentuk bentang alam yang terjadi akibat dari
proses fluvial. Pada hakekatnya aliran sungai terbentuk oleh adanya sumber air
hujan, mencairnya es, atau pun munculnya mata air, dan adanya relief permukaan
Air hujan setelah jatuh dipermukaan bumi mengalami evaporasi, merembes kedalam
tanah, diserap tumbuh-tumbuhan dan binatang, transpirasi, dan sisanya mengalir
dipermukaan sebagai ‘surface run off’.
Run off ini dapat segera setelah hujan ataupun muncul kemudian melalui proses
resapan dulu kedalam tanah sebagai air
tanah dan muncul kembali (
Ahmad, 2009 ).
Pola longitudinal sungai merupakan pola aliran
sungai yang searah dari hulu ke hilir, di mana terdapat beberapa faktor
fisikokimia air yang dapat mempengaruhi kehidupan biota (ikan) di dalamnya. Perubahan dari pola longitudinal ekosistem sungai
dari hulu kehilir sangat dipengaruhi oleh suhu, kecepatan arus, dan pH. Pola
longitudinal adalah pola memanjang dari bagian hulu, tengah dan hilir sungai.
Pola ini digunakan di suatu perairan yang mengalir seperti sungai dan berfungsi
untuk mengetahui perubahan faktor fisika kimia suatu lingkungan perairan dan
mengetahui organisme yang hidup di perairan tersebut (Odum, 1996). Oleh karena
itu, untuk mengetahui pola longitudinal dari sungai Banjaran perlu diketahui atau diamati faktor-faktor
fisikokimia air dari hulu sampai ke hilir. Selain itu, diamati juga riparian
vegetation dan skor fisik habitatnya.
1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum pola longitudinal sungai
adalah :
- Mengetahui
faktor fisikokimia Sungai Banjaran yang dilakukan di beberapa stasiun.
Diantaranya, stasiun : Gumawang, Kebumen, Beji, Kodim, Tanjung, Sidaboa,
dan Patikraja.
0 komentar:
Posting Komentar